Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Abrasi: Fenomena Pengikisan Pantai yang Perlu Diwaspadai

Gambar Abrasi

Pantai merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki nilai ekologis, ekonomis, dan sosial yang tinggi. Pantai menyediakan habitat bagi berbagai makhluk hidup, menunjang kegiatan usaha seperti perikanan dan pariwisata, serta menjadi tempat tinggal bagi banyak masyarakat.

Namun, pantai juga menghadapi ancaman serius dari fenomena alam dan manusia yang dapat merusaknya, yaitu ABRASI.

Apa itu abrasi? Bagaimana proses, penyebab, dampak, dan solusi abrasi? Naya.web.id kali ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menggunakan data dan fakta yang valid dan terpercaya.

Pengertian Abrasi

Abrasi adalah proses pengikisan tanah atau batuan di daerah pantai yang disebabkan oleh tenaga gelombang dan arus laut. Abrasi juga dikenal sebagai erosi pantai, karena mengakibatkan berkurangnya luas dan bentuk pantai. Abrasi merupakan fenomena alami yang terjadi secara terus-menerus, tetapi dapat dipercepat atau diperparah oleh faktor-faktor lain.

Abrasi dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan mekanisme pengikisannya, yaitu:

a. Abrasi kimiawi

yaitu pengikisan yang terjadi karena reaksi kimia antara air laut dengan tanah atau batuan di pantai. Air laut mengandung berbagai garam dan asam yang dapat melarutkan atau mengubah komposisi tanah atau batuan tersebut.

Contoh abrasi kimiawi adalah karstifikasi, yaitu proses pembentukan gua-gua atau lubang-lubang di batuan kapur akibat pelarutan oleh air asam.

b. Abrasi mekanis

yaitu pengikisan yang terjadi karena gesekan fisik antara air laut dengan tanah atau batuan di pantai. Air laut membawa material kasar seperti pasir, kerikil, atau batu yang dapat menggerus atau memecahkan tanah atau batuan tersebut.

Contoh abrasi mekanis adalah pembentukan tebing curam, gosong pasir, atau delta.

Penyebab Abrasi

Abrasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik alam maupun manusia. Berikut adalah beberapa faktor penyebab abrasi:

Penyebab Abrasi Faktor alam

  • Pasang surut air laut, yaitu perubahan ketinggian air laut yang terjadi secara berkala akibat tarikan gravitasi bulan dan matahari. Pasang surut air laut dapat meningkatkan atau menurunkan energi gelombang dan arus laut yang berdampak pada tingkat abrasi.
  • Angin di atas lautan, yaitu pergerakan udara di atas permukaan laut yang dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dan suhu. Angin di atas lautan dapat menimbulkan gelombang dan arus laut yang berdampak pada tingkat abrasi.
  • Gempa bumi dan tsunami, yaitu getaran bumi yang terjadi akibat pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan laut. Gempa bumi dan tsunami dapat menimbulkan gelombang dan arus laut yang sangat besar dan kuat yang berdampak pada tingkat abrasi.
  • Cuaca ekstrem, yaitu kondisi cuaca yang tidak normal atau berbahaya seperti badai, topan, angin kencang, hujan lebat, dll. Cuaca ekstrem dapat menimbulkan gelombang dan arus laut yang tidak stabil yang berdampak pada tingkat abrasi.

Penyebab Abrasi Faktor Manusia

  •  

    Pembangunan di daerah pesisir, yaitu kegiatan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, pelabuhan, hotel, dll di daerah pesisir. Pembangunan di daerah pesisir dapat mengubah aliran air laut dan mengganggu keseimbangan sedimen di pantai yang berdampak pada tingkat abrasi.
  • Penebangan hutan mangrove, yaitu kegiatan penebangan pohon-pohon mangrove yang tumbuh di daerah pesisir. Penebangan hutan mangrove dapat mengurangi fungsi hutan mangrove sebagai penahan gelombang dan arus laut, serta penyerap karbon dioksida yang berdampak pada tingkat abrasi.
  • Pencemaran laut, yaitu kegiatan yang menyebabkan masuknya zat-zat berbahaya seperti limbah industri, sampah plastik, pestisida, dll ke dalam laut. Pencemaran laut dapat merusak ekosistem laut seperti terumbu karang, rumput laut, dll yang berfungsi sebagai pelindung pantai dari gelombang dan arus laut yang berdampak pada tingkat abrasi.
  • Perubahan iklim, yaitu perubahan kondisi iklim global yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Perubahan iklim dapat menyebabkan pemanasan global, mencairnya es kutub, kenaikan permukaan air laut, perubahan pola angin dan curah hujan, dll yang berdampak pada tingkat abrasi.

Dampak Abrasi

Abrasi dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar pantai. Berikut adalah beberapa dampak abrasi:

1. Dampak lingkungan

  • Kerusakan habitat dan ekosistem pantai, seperti hutan mangrove, terumbu karang, rumput laut, dll yang merupakan sumber keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
  • Penurunan kualitas air laut, seperti penurunan oksigen terlarut, peningkatan kekeruhan, peningkatan nutrien, dll yang dapat mengganggu kesehatan dan pertumbuhan organisme laut.
  • Perubahan morfologi pantai, seperti perubahan bentuk dan kedalaman pantai, pembentukan tebing curam, gosong pasir, delta, dll yang dapat mempengaruhi proses sedimentasi dan erosi di pantai.

2. Dampak sosial-ekonomi

  • Kerugian lahan dan infrastruktur di daerah pesisir, seperti rumah, jalan raya, jembatan, pelabuhan, hotel, dll yang merupakan aset penting bagi masyarakat sekitar pantai.
  • Penurunan produktivitas dan pendapatan masyarakat sekitar pantai, seperti nelayan, petani garam, pengusaha pariwisata, dll yang bergantung pada sumber daya alam dan jasa lingkungan di pantai.
  • Peningkatan risiko bencana alam di daerah pesisir, seperti banjir rob, abrasi lanjutan, longsor tebing, dll yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan masyarakat sekitar pantai.

Solusi Abrasi

Solusi abrasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Pencegahan abrasi

yaitu upaya untuk mengurangi atau menghentikan penyebab abrasi baik alam maupun manusia. Beberapa contoh pencegahan abrasi adalah sebagai berikut:

  • Menghemat penggunaan energi dan bahan bakar fosil yang dapat menghasilkan gas rumah kaca penyebab perubahan iklim.
  • Mengurangi produksi dan konsumsi barang-barang yang tidak ramah lingkungan seperti plastik, styrofoam, aerosol, dll yang dapat mencemari laut.
  • Menanam dan menjaga hutan mangrove yang dapat menahan gelombang dan arus laut serta menyerap karbon dioksida.
  • Melakukan pengelolaan terumbu karang dan rumput laut yang dapat melindungi pantai dari gelombang dan arus laut serta menyediakan habitat bagi organisme laut.
  • Melakukan pengawasan dan pengendalian pembangunan di daerah pesisir yang dapat mengubah aliran air laut dan mengganggu keseimbangan sedimen di pantai.

2. Adaptasi abrasi

yaitu upaya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi abrasi yang sudah terjadi atau tidak bisa dihindari. Beberapa contoh adaptasi abrasi adalah sebagai berikut:

  • Membangun tanggul atau pemecah gelombang yang dapat mengurangi energi gelombang dan arus laut serta melindungi lahan dan infrastruktur di daerah pesisir.
  • Melakukan reklamasi atau penambahan tanah di daerah pesisir yang sudah terkikis oleh gelombang dan arus laut dengan menggunakan material alami atau buatan.
  • Melakukan relokasi atau pemindahan lahan dan infrastruktur di daerah pesisir yang berisiko terkena abrasi ke daerah yang lebih aman dan layak.
  • Melakukan mitigasi atau pengurangan dampak bencana alam di daerah pesisir yang terkena abrasi dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat, serta menyediakan fasilitas-fasilitas penanggulangan bencana seperti peringatan dini, evakuasi, bantuan, dll.

Demikianlah artikel tentang abrasi: fenomena pengikisan pantai yang perlu diwaspadai. 

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang abrasi. Jangan lupa untuk menbaca artikel kami lainnya, salam Naya